Tuesday, March 24, 2009

Minggu, 4 Jan 2009, Gempa di Manukwari

Camp, Minggu , January 4, 2009 : 04.52 WIT

Grkrkrekrkrkrkrkrkrkr…ku buka mataku… tempat tidurku bergoyang, dinding kamarku bergoyang, foto di dinding bergoyang.. ku hentakan badanku sesegera mungkin bangkit dari tempat tidurku berlari ke arah pintu kamarku… Astagfirullah.. gempa.. (yang belakangan aku tau berkekuatan 7,2 SR-red)

Hampir berbarengan semua penghuni kamar yang lain juga keluar dari kamarnya. Hanya berdiam dan berdiri di depan pintu kamar, di sepanjang lorong camp. Masing-masing siap menunggu keadaan. Berdiri Jika sewaktu-waktu harus lari keluar camp Berharap gempa segera berlalu. Dan Alhamdulillah 10 menit keadaan kembali tenang, gempa sudah selesai.

Kami semua kembali ke aktivitas masing-masing, yang muslim melakukan sholat Subuh, yang non muslim, kembali tidur atau berdoa dengan caranya masing-masing

Setelah sholat Subuh.. kembali tidur, tidak nyenyak, tidak pulas, takut gempa kembali datang.. Hujan menderas dan semakin deras


Minggu, January 4, 2009 : 07.00 WIT

“Ladies… Bangun.. bangun.. sarapan.. sarapan…” teman satu campku mengetok pintu-pintu di camp kami, waktunya sarapan, hari minggu bukan hari libur, tapi kami bisa sarapan lebih siang, jam 7.00 WIT

Aku, Yuli, Natasha, keluar kamar masing-masing, kucek2 mata, berjalan ke arah toilet, cuci muka, sikat gigi, buang air kecil, ganti baju dan berangkat ke mess hall,
Hari Minggu, kami sarapan sebelum mandi.. berjalan beriringan menuju mess hall,
Hanya 3 menit jalan kaki sangat santai dari camp ke mess hall

Mess hall, Minggu , 4 January 2009 : 07.30 WIT

Selesai sarapan, masih di mess hall, meja bergoyang, kursi tempat kami duduk bergoyang, gelas-gelas dan piring diatas meja bergoyang, piring-piring bergerak-gerak seolah-olah hidup dan siap berlari, lampu-lampu gantung bergoyang, ternyata gempa kembali datang, aku, yuli dan natahsa saling berpandangan. kami terdiam. Bingung..….

Dan beberapa detik kemudian “Keluar.. keluar.. keluar.. gempa… gempa..” seseorang berteriak memecahkan lamunan kami.. seolah terhipnotis oleh gempa, kami bertiga dan semua orang yang ada di mess hall berlairan ke arah pintu keluar mess hall, berlarian menyelamatkan diri. Astagfirullah gempa kembali datang .. (kali ini berkekuatan 7,6 SR)

Di depan mess hall kami kembali menunggu, melihat-lihat situasi dan Alhamdulillah gempa berhenti.. “Hujan..” dan akhirnya aku dan kedua temanku, berlari, kembali ke camp.
Di camp telepon-telepon mulai berdering, dari para keluarga, rupanya kabar gempa sudah sampai Jakarta, Surabaya dan beberapa kota lain di Indonesia.

Setelah menenangkan keluarga kami masing-masing, sebagian dari kami mulai mandi dan sebagian lagi baru bangung dan baru memulai sarapannya di hari itu..

Aku memilih menonton tv di kamar sambil menunggu.. (ga tau kenapa hari itu aku hobby menunggu) dan setelah aku “yakin” aman … aku memutuskan mandi…

Sepanjang mandi, kepala ini berputar, entah pusing, entah lelah, entah memang ada gempa, entahlah…

Minggu, 4 January 2009 : 10.00 WIT

Time to go to office… dengan kondisi masih separuh panik, was-was, dan khawatir, aku dan teman-teman yang lain memilih berangkat ke kantor, dan sebagian memilih kembali tidur..
Di kantor aktivitas tidak ada yang berubah, kerja seperti biasa, hanya sedikit obrolan mengenai gempa tadi pagi. Orang-orang Jepang juga terlihat sangat biasa, mungkin mereka sudah terlatih menghadapi gempa

Office, Minggu, 4 January 2009 : 13.00 WIT

Grkkrkrkrkkrkrkrkekek…….. air di dalam botol mineral di atas meja bergoyang, kursiku bergoyang, pintu kaca bergoyang, jendela kaca bergetar,
Aku dan temanku beradu pandang..
“ Gempa lagi kah??”
“Iya…” temanku mengiyakan

Astagfirullah gempa kembali datang, meski relatif tidak sekuat tadi pagi, tapi menambah kepanikan kami di hari ini.. (kali ini 5,8 SR..)


Office, Minggu, 4 January 2009 : 16.00 WIT

“Gempa lagi kah?? “
“Iya..” temanku kembali mengiyakan

“gw takut”
“sama, gw juga takut” kali ini aku yang mengiyakan.

Rasanya masih seperti di “ayun” oleh bumi, kepalaku terasa berat, terasa pusing..
Ya Allah, Lindungi kami…
Aku sudah tidak bisa membedakan lagi, gempakah, atau pusingkah, atau kendaraan berat yang lewat sehingga ketika semua bergoyang dan bergetar aku hanya bisa takut.

Aku memutuskan pulang kembali ke camp. Mencoba tidur, tapi sia-sia.
mata ini seolah berjaga seperti menunggu dan beharap gempa tak lagi datang
Cukup sudah bumi berayun hari ini

Dari berita di televisi dan internet, aku tahu kalo kerusakan paling parah ada terdapat di Sorong dan Manokwari yang memang daerah pusat gempa terjadi ...
Awal tahun di sambut saudara-saudara kita di ujung timur nusantara dengan kedinginan, ketakukan, kebingungan
Semoga trauma itu tidak mendalam
Semoga Tuhan memberi mereka kekuatan untuk bisa melalui ini semua... Amien

Salam
Rara, masih terasa seperti "diayun",

No comments:

Post a Comment