Perempuan di Titik Nol itu pun bercerita :
Mereka memakan bangkaiku.
Dan aku lah si perempuan yang kembali di titik nol
Tanpa sehelai benang melekat di tubuhku
Aku yang telanjang dan atau aku yang di telanjangi
Tidak ada lagi tubuhku yang bersih
Pun rambutku tak lagi wangi shampo
Kuku putihku tak lagi mengkilat tapi kini menghitam
Sekedar nama pun, tuan, aku tak ada..
Mereka memanggil aku dengan “si perempuan”
Akulah si Perempuan yang ada di titik nol dalam hidupku
Jika saja rel hidupku tidak dia rampas
Jika saja fluktuasi ini tidak berhenti
Tepat di titik nol dalam hidupku
Sungguh Tuhan…
Aku mengiba padaMU
Aku si perempuan di titik nol mengiba padaMU
Dan malam larut beranjak pergi berganti pagi
Dan toko-toko itu kembali sibuk
Dan orang-orang kembali dalam hiruk pikuk
Aku tak juga di usik dan atau tak terusik
Aku tetap diam dan bersisik
Semakin berbau tengik..
Lantas, masih sudikah kau memakan bangkaiku
Akulah si perempuan di titik nol
Papua, 5 Feb 2009 // 11.30 WIT
Mereka memakan bangkaiku.
Dan aku lah si perempuan yang kembali di titik nol
Tanpa sehelai benang melekat di tubuhku
Aku yang telanjang dan atau aku yang di telanjangi
Tidak ada lagi tubuhku yang bersih
Pun rambutku tak lagi wangi shampo
Kuku putihku tak lagi mengkilat tapi kini menghitam
Sekedar nama pun, tuan, aku tak ada..
Mereka memanggil aku dengan “si perempuan”
Akulah si Perempuan yang ada di titik nol dalam hidupku
Jika saja rel hidupku tidak dia rampas
Jika saja fluktuasi ini tidak berhenti
Tepat di titik nol dalam hidupku
Sungguh Tuhan…
Aku mengiba padaMU
Aku si perempuan di titik nol mengiba padaMU
Dan malam larut beranjak pergi berganti pagi
Dan toko-toko itu kembali sibuk
Dan orang-orang kembali dalam hiruk pikuk
Aku tak juga di usik dan atau tak terusik
Aku tetap diam dan bersisik
Semakin berbau tengik..
Lantas, masih sudikah kau memakan bangkaiku
Akulah si perempuan di titik nol
Papua, 5 Feb 2009 // 11.30 WIT
No comments:
Post a Comment