Friday, June 05, 2009

Bintang di Langit Papua

Tulisan yang dibuat waktu aku baru 2 bulan di Papua, .. baru inget untuk posting sekarang :)

Hampir 2 bulan aku di sini, baru semalem dapet kesempatan main2 ke pinggir pantai di malam hari, menyusuri hutan sambil liat bintang

Abis makan malem niatnya dengan 2 orang teman mau ngeluarin keringet, jalan2 sekitaran mess hall yang di pinggir hutan, sambil dengerin kodok nyanyi dan loncat2an.
Rutinitas yang biasa.

Tapi baru beberapa langkah, tiba2 ada Mitsubishi Strada, mobil seragam project menepi, dua orang teman yang telah ku kenal dekat membuka jendela mobil, “eh mo ikutan maen2 ke dormitory ga, trus ke Jetty??” tanpa berpikir lagi aku masuk ke dalem mobil, diikuti 2 orang temanku, jadilah kami berlima di dalam mobil, menuju dormitory trus ke jetty, sambil bercanda-canda, ketawa-tawa, ga sengaja aku liat ke luar jendela, semalem di Papua langit cerah dan Ya Allah, banyak bintang di langit Papua. Indah.

Bintang di Jakarta paling hanya satu dua dan jaraknya jarang, tapi bintang yang aku lihat di Papua, banyak, langit berhias bintang. Sepanjang jalan dari mess hall ke dormitory, ga bosen-bosennya aku menegadahkan kepala ke atas mengagumi ciptaan Illahi, bintang di langit Papua, sederhana tapi indah.

Ku buka jendela mobil lebar2, membiarkan dinginnya AC di mobil, berinteraksi dengan angin yang berhembus di hutan sepanjang jalan menuju jetty, sambil menghirup udara malam, jalan menuju jetty gelap tapi bintang-bintang di langit seolah-olah menyihirku untuk terus melihat mereka diatas sana, mengusir lelahku, menghapus penatku.

Sejak mendaratkan kaki di Papua, di malam pertama di Papua, aku sudah jatuh cinta luar biasa pada bintang- bintang di Papua, karena mereka begitu tenang, damai dan syahdu.
Aku begitu “yakin” bintang-bintang itu bisa “membunuh” waktu, bosan dan jenuh
Aku begitu “yakin” bintang-bintang itu bisa “membawa” ku melintasi ribuan kilometer, membawaku, dekat dengan Alif, bintang di hatiku

Sungguh ingin ku ambil satu bintang untuk kubawa pulang, ku persembahkan untuk Alifku tersayang, tapi biarkanlah bintang itu tetap disana, menyinari dan menerangi malam sehingga malam tak pekat, sehingga tak ada lagi orang yang tersesat.

Dan setelah “puas” mata ini memandang bintang.. waktunya pulang, kembali ke camp, menyusuri jalan-jalan gelap yang disinari bintang…

Dan aku teringat Alif, “bintangku” di rumah, meski baru 2 tahun tapi Alif sudah hafal lagu bintang kecil.. Lagu yang biasa aku nyanyikan buat Alif menjelang tidurr.. Ah “bintangku” andai bisa kudekap erat saat ini, ingin ku hujani ciuman sayang untukmu, “bintangku”..


Rara

No comments:

Post a Comment